Tuhan....
Terimakasih
karena hari ini Kau mesih tetap mengizinkanku untuk bisa bernafas. Terimakasih
karena hari ini aku bisa dan masih tetap bisa tersenyum. Kau tahu? Saat Kau
menempatkanku pada cobaan hidup yang tak pernah kukira. Saat Kau memberiku
sakit yang tak pernah aku duga dan disaat itulah aku divonis tidak dapat sembuh
dari penyakitku. Apa yang aku rasakan dulu adalah perasaan dimana aku merasakan
rasa sakit yang bertubi-tubi. Aku masih muda, aku masih sekolah dan bahkan aku
belum mampu menggapai cita-citaku. Aku tak menyangka. Diusiaku yang masih belia
seperti ini aku harus merasakan pahitnya kehidupan. Aku harus merelakan diriku
hidup didalam lingkungan yang kurang akan kasih sayang. Aku pun juga harus
merelakan diriku terkena kanker yang kapan saja dapat merenggut nyawaku.
Saat
itu aku tak tau harsus berbuat apa. Hatiku terasa seperti tersambar oleh petir
di siang bolong. Aku merasa aku tak memiliki kesempatan lagi untuk bahagia dan melakukan apa yang aku mau. Banyak
tekanan dari pihak internal dan juga aku harus selalu menjaga kondisiku agar
aku tidak dikalahkan oleh penyakitku. Tak jarang aku meneteskan air mata karena
tak kuat menahan beban hidup.
Banyak hal
yang harus aku hindari namun ia selalu menghampiriku. Itu semua membuat tubuhku
menjadi menjadi lemah. Aku tak seharusnya menyerah seperti ini. Disaat itulah
aku berjuang untuk tetap hidup dan mengubah seluruh kepercayaanku. Aku percaya
bahwa suatu saat nanti aku bisa sukses dan aku bisa terlepas dari semua jerat
ini.
Banyak
teman-temanku yang mendukungku, banyak diantara mereka yang membeikan
kepeduliannya kepadaku dan banyak diantara mereka memberikan kasih sayangnya
kepadaku. Mereka semua memberi semangat untuk aku terus berjuang dan selalu
berjuang apa pun keadaanku. mereka pun menyadarkan aku, bahwa aku tak harus
berhenti untuk bermimpi.
Walau banyak
cobaan menerpa, aku harus tetap berdiri kokoh dan aku harus membuktikan bahwa
aku bisa. Aku bisa sukses dan aku bisa sembuh. Selama aku masih bersekolah, aku
ingin membuktikan bahwa aku bisa membuat orang tuaku bangga dengan aku. Aku
akan menunjukkan kepada mereka bahwa aku kelak akan menjadi lulusan terbaik.
Meskipun aku
tinggal dan dibesarkan yang menurutku aku kurang akan kasih sayang, karena dari
kecil aku selalu di didik dengan cara yang kasar, aku masih punya rasa peduli
terhadap mereka. Bahkan disaat aku sakit pun, aku tak pernah sedikit pun
mengeluh dan bercerita pada mereka. Aku tak ingin memberi beban untuk mereka.
Aku ingin berjuang sendiri dan berusaha agar aku bisa sembuh.
Aku percaya
dengan adanya kekuatan dan keajaiban doa. Tuhan juga tak pernah berhenti untuk
selalu mendengarkan permintaan umatnya. Pintaku hanya satu. “Aku hanya ingin
sembuh”. Karena aku ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki orang yang
disayang dan bagaimana rasanya mendapatkan kasih sayang yang lebih.
Tak
henti-hentinya aku berdoa dan berbagai cara aku lakukan agar aku bisa sembuh.
Aku berusaha mencari uang sendiri untuk membeli obat. Berbagai ramuan juga aku
cicipi untuk kesembuhanku. Saat itu aku tak tahu, apakah ada laki-laki yang
mencintaiku apa adanya dengan keadaanku seperti ini. Aku tak tau, apakah cinta
sejati itu benar-benar ada.
Tahun pun
mulai berlalu begitu cepatnya. Hari yang paling aku takutkan benar-benar datang.
Awalnya, aku hanya merasakan gatal tapi lama-lama gatal itu menjadi panas dan
kankerku menjadi semakin parah. Aku takut. Bahkan sekarang kankerku menjadi
luka. Aku melewati hari-hariku dengan merasakan rasa sakit yang luar biasa
setiap harinya. Bahkan teman-temanku merasa kasihan kepadaku. Apakah ini
waktunya aku untuk mati? Pernah aku berpikir seperti itu.
Aku tak pernah
menyangka, disaat kondisiku yang seperti ini masih ada orang yang benar-benar
menyayangiku dengan tulus. Bahkan ia mencoba membantuku untuk bisa sembuh. Dia
rela merawatku. Tak peduli seberapa parahnya aku. Laki-laki itu selalu
memberiku semangat untuk tetap hidup dan seandainya aku tetap hidup, dia akan
memintaku untuk menjadi pendamping hidupnya. Aku benar-benar merasa beruntung.
Disaat kondisiku sedang seperti ini dia datang dan selalu datang kepadaku.
Aku
selalu mencoba untuk tetap tersenyum tak
peduli seberapa berat aku berjuang. Terkadang hatiku merasa begitu sedih karena
orang-orang disekitarku menangis karena apa yang sedang terjadi padaku saat
itu. Tapi, meskipun keadaanku seperti ini aku tak ingin larut dalam kesedihan
dan menyerah begitu saja. Aku selalu menyempatkan diri untuk terus bersyukur
dengan apa yang aku miliki sekarang dan aku tak berhenti untuk selalu berjuang
agar tetap hidup. Meskipun terkadang perasaan menyerah pernah menyelimuti
benakku. Tapi aku percaya aku bisa. Aku bisa sembuh.
Hari demi hari
aku lalui dan tak lupa selalu aku obati sakitku ini. Dengan bantuannya, orang
yang aku sayangi, perlahan kankerku semakin membaik. Disitulah semangatku
semakin berkobar. Aku percaya aku bisa menggapai mimpi-mimpiku. Meskipun
terkadang ada rasa sesak di dalam dada yang masih menghalangi impianku itu.
Hari berlalu
begitu cepat aku tak menyangka kalau perjuanganku selama ini tak pernah
sia-sia. Aku lulus sebagai lulusan terbaik dan yang paling membuatku bahagia
adalah aku sembuh dari kankerku. Disaat itu juga aku merasa bahwa aku adalah
wanita yang paling beruntung di dunia. Aku mendapatkan predikat lulusan
terbaik, aku juga dapat sembuh dari penyakitku dan aku juga dapat bonus
tambahan, yakni mendapatkan pria yang benar-benar sayang denganku apa adanya.
Terimakasih
Tuhan...karena Kau selalu mendengar dan tak pernah berhenti untuk terus
mendengarkan doaku. Terimakasih karena Kau telah mengabulkan doaku. Aku
bersyukur dengan adanya jalan hidupku yang seperti itu. Karena apabila aku tak
merasakannya, mungkin sekarang aku tak pernah mengerti bagaimana caranya
bersyukur dan bagaimana pentingnya
bersyukur untuk hidup. Karena rasa syukur itu akan selalu membuat hidup menjadi
lebih baik. Sekali lagi, terimakasih atas jalan hidup yang Kau berikan kepadaku
ini.
"Mungkin saat kalian belum pernah merasakannya, kalian tak tahu bagaimana pentingnya bertahan ntuk sebuah nyawa kalian sendiri"
(Cerita ini terinspirasi dari seorang mantan penderita kanker agar kita
senantiasa selalu menghargai rasa syukur dan percaya bahwa keajaiban doa itu
ada.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar